[87] Energi Syukur

Ahad, 29 Jumadil Awal 1446/1 Desember 2024


ENERGI SYUKUR
Oleh: H. Taryudi, Lc., M.Ag.

1. Energi syukur tercipta dari ibadah yang ikhlas.
Allah SWT berfirman,

 


Artinya: Makanlah sebagian apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai (rezeki) yang halal lagi baik dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. (
QS an-Nal: 114).

Pakar Tafsir Al-Quran, Abd. Rahman al-Sa’di mengatakan bahwa ayat ini merupakan perintah Allah kepada hamba-Nya untuk memakan rezeki yang halal dan thayyib, serta bersyukur artinya mengakui nikmat Allah tersebut melalui syukur kalbu (hati), melalui pujian kepada-Nya, dan mendistribusikan nikmat tersebut di dalam ketaatan. Jika kamu hanya menyembah kepada-Nya artinya jika kamu benar-benar ikhlas dalam beribadah, kamu hanya akan bersyukur kepada Allah dan tidak akan melupakan Allah al-Mun’im (Maha Pemberi Nikmat). Dari al-Sa’di kita jadi tahu bahwa syukur itu punya hubungan yang erat dengan ibadah. Syukur itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang ibadahnya ikhlas. Syukur itu pada akhirnya merupakan wujud ibadah kepada Allah.

2. Orang yang selalu bersyukur kepada Allah diselamatkan dari azab (siksaan).
Kisah Nabi Luth a.s. berikut ini menegaskan tentang dahsyatnya energi syukur itu.

 


Artinya: Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka badai batu, kecuali pengikut Lut. Kami menyelamatkan mereka sebelum fajar menyingsing. sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (
QS alQamar 34-35).

Grand Syekh al-Azhar Mesir, Prof. Dr. Muh Sayyid Tantawi mengatakan bahwa ayat ini adalah kabar gembira (bisyarah) bagi kaum Mukmin yang bersyukur sehingga dengan begitu bertambahlah ketaatan mereka kepada Allah. Sebaliknya, ayat ini bagi kaum Kafir yang tidak mau bersyukur merupakan ancaman yang seharusnya direnungkan dengan seksama.

3. Para Nabi selalu melaksanakan ibadah syukur.
Seperti ungkapan syukur Nabi Sulaiman a.s. atas nikmat Allah yang diberikan padanya. Ketika singgahsana Ratu Balqis didatangkan di hadapan Nabi Sulaiman dengan sangat cepat, sebelum matanya berkedip. Ketika itulah Nabi Sulaiman mengucapkan,

 

 

Hāżā min fali rabbī, liyabluwanī a’asykuru am akfur(u), wa man syakara fa’innamā yasykuru linafsih(ī), wa man kafara fa’inna rabbī ganiyyun karīm(un).
Artinya: Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur. Siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang berbuat kufur, maka sesungguhnya Tuhanku
Maha Kaya lagi Maha Mulia. (
QS al-Naml: 40). []

Download Materi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2025 Majelis Ahad Sore Rindu Hidayah