[78] Doa Nabi Setelah Tasyahud Akhir

Ahad, 25 Rabiul Awal 1446/29 September 2024

 

DOA NABI SETELAH TASYAHUD AKHIR

Oleh: Ustadz H. Taryudi, Lc., M.Ag.

 

(( اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ )).

Allahumma inni zhalamtu nafsi zhulman katsiran, wa la yaghfirudz dzunuba illa anta, faghfirli maghfiratan min ‘indika warhamni, innaka antal ghafurur rahim.

Artinya: Dari Abu Bakar al-Shiddiq r.a., Nabi saw berdoa, “Ya Allah, sungguh aku ini telah banyak melakukan aniaya terhadap diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau, maka ampunilah dosaku dengan ampunan dari sisi-Mu, rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Mahapengampun, Mahapenyayang. (HR Muttafaq ‘alaih).

 

  1. Sesuai teks Hadis, doa Ma’tsur ini berasal dari pertanyaan sahabat Nabi, Abu Bakar al-Shiddiq. “Ajari aku untaian doa yang aku baca di dalam salatku,” pintanya. “Engkau bacalah doa ini, Allahumma inni zhalamtu nafsi dst …” Perintah Baginda Nabi kepada Abu Bakar. Artinya doa ini adalah doa spesial, Nabi yang memilihnya untuk dibaca oleh orang yang Beliau cintai.
  2. Doa Nabi di atas hukumnya sunah dibaca di dalam salat. Dalam tinjauan ithlaq (keumuman lafaz) tidak ada ta’yin (penentuan) pada posisi yang mana doa Ma’tsur ini dibaca. Artinya, Mushali (orang yang salat) boleh membacanya di posisi ketika sujud atau sebelum mengucapkan salam. Meski pun demikian, para ulama sebut saja: Imam Nawawi (w. 676 H), Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani (w. 852 H) menentukan bacaan doa tersebut pada tasyahhud akhir antara bacaan salawat dan salam.
  3. Pilihan kalimat yang digunakan di akhir doa ini, menurut al-Amir al-Shan’ani (w. 1182 H) menggunakan pola tawassul (perantara) kepada Allah menggunakan Asma’-Nya, yaitu dengan Rahmat Allah dan Magfirah-Nya. Tawassul demikian ini melahirkan ketentuan berupa perlunya harmonisasi lafaz antara hajat dan Asma’ Allah. Jika yang dihajatkan magfirah (ampunan), pilihan As’ma-Nya dalam tawassul adalah al-Ghafur. Bila rezeki sebagai hajat, lafaznya: warzuqna wa Anta khairur Raziqin, berilah kami rezeki, sesungguhnya Engkau sebaik-baik Pemberi rezeki. Begitu seterusnya.
  4. Ucapan Selain doa Ma’tsur ini, ada banyak doa-doa lain yang bisa dibaca oleh Mushali ketika dalam posisi tasyahhud akhir. Imam Nawawi menyantumkan enam versi doa dalam kitab al-Adzkar. Satu di antaranya, doa Nabi di atas. []

Download Materi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 Majelis Ahad Sore Rindu Hidayah