Ahad, 17 Rabiul Akhir 1446/20 Oktober 2024
MENJADI PRIBADI YANG PEMAAF
Oleh: H. Taryudi, Lc., M.Ag.
1. Sifat pemaaf adalah sifat yang dicintai oleh Allah.
Sebab, Dia punya sifat al-‘Afuww, Yang Mahapemaaf. Itu mengapa Dia suka kepada hamba-Nya yang juga pemaaf. Allah SWT berfirman,
Artinya: Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat (-nya), orangorang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS an-Nur: 26).
Ulama tafsir mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan sikap Abu Bakar ash-Shiddiq yang menghentikan bantuan finansialnya kepada Misthah bin Usasah. Abu Bakar kecewa karena Misthah tidak hati-hati menjaga lisannya. Ketika beredar fitnah bahwa Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar selingkuh, Misthah malah ikutikutan menyebarkan fitnah tersebut. Allah SWT menegur sikap Abu Bakar. Ayat ini sejatinya tidak hanya ditujukan kepada Abu Bakar, tetapi juga kepada seluruh umat
Islam di sepanjang zaman.
2. Sifat pemaaf adalah akhlak terpuji Baginda Nabi Muhammad saw.
Bukankah Nabi saw yang mengajarkan agar umatnya menjadi pribadi yang pemaaf. Itu karena Beliau sendiri telah lebih dulu menjadi manusia mulia yang pemaaf. Maka, maaf merupakan jalan mencapai kemuliaan. Nabi saw bersabda,
“Dan tidaklah Allah menambahkan kepada hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan.” (HR Muslim).
3. Sikap memaafkan jauh lebih mulia daripada melakukan pembalasan.
Dalam hidup ini, hanya pribadi mulia saja yang mampu memaafkan. Memang dalam syariat, seorang Muslim boleh menuntut balas kejahatan dengan balasan yang setimpal. Misalnya, penjatuhan hukuman (sanksi) kepada pelaku kejahatan. Tapi, ada yang jauh lebih baik dari itu yaitu sikap memaafkan. Allah SWT berfirman,
Artinya, Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim. (QS asy-Syura: 40). []