1. Nabi saw punya kebiasaan rutin membaca surat an-Nas sebelum tidur di malam hari.
Apa yang beliau lakukan itu menunjukkan surat an-Nas merupakan wirid, amalan yang
dirutinkan. Keterangan dari Siti ‘Aisyah r.a. di bawah ini menjadi landasannya.
Artinya: Dari Aisyah r.a., Apabila Rasulullah saw hendak tidur, beliau meniupkan pada
telapak tangan sambil membaca Qul Huwallahu Ahad (surat al Ikhlas) dan
mu’awidzatain (surat an-Nas dan al-Falaq), kemudian beliau mengusap seluruh
tubuhnya yang terjangkau, dimulai dari kepala, wajah dan seluruh tubuh. Beliau
melakukannya tiga kali.” (HR al-Bukhari).
2. Surat an-Nas ini turun berkenaan dengan peristiwa ketika orang Yahudi melakukan
tindakan mistis kepada Rasulullah saw. Lalu Malaikat Jibril a.s. turun membawa surat ini.
Dengan demikian tujuan turunnya surat an-Nas ini sebagai ruqyah (pengobatan atau
perlindungan) bagi Rasulullah saw. Imam as-Suyuthi menyebutkan riwayat tentang
peristiwa itu dalam kitab Asbāb An Nuzūl sebagai berikut,
Artinya: Dari Anas bin Malik r.a., orang Yahudi melakukan sesuatu kepada Rasulullah
saw, sebagai akibatnya, beliau ditimpa kesakitan yang sangat parah, sehingga para
sahabat mendatanginya dan mengira ada yang tidak beres dengan beliau. Kemudian
Jibril turun membawa mu’awidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas) dan ia mengobati
Nabi dengan membaca dua surat itu. Setelahnya, Nabi bisa menemui para sahabat
dalam keadaan sehat.
3. Surat an-Nas ini adalah bukti kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Agar
hamba-Nya selalu terjaga ketaatan dan kebiasaan dalam ketaatan. Melalui surat ini,
manusia disadarkan tentang bahaya (syar) terbesar yang bisa merusak ketaatan kepada
Allah. Bahaya itu disebut waswās yang sumbernya dari Setan.
Sungguh, manusia benarbenar sulit menghindari akibat yang ditimbulkan dari kejahatan waswās ini.
Jika manusia hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri, ia tidak akan mampu
selamat dari mara bahaya tersebut. Satu-satunya jalan penyelamat waswās adalah
dengan isti’ādzah (minta perlindungan kepada Allah SWT). Itu mengapa ayat 1 sampai
ayat 3 di surat an-Nas dimulai dengan perintah untuk berlindung kepada Allah dengan
cara menyebutkan tiga lafaz sekaligus, yaitu Rabb, Malik dan Ilah. Sebagai isyarat
besarnya bahaya yang mengancam. Juga sebagai kabar gembira bahwa Allah SWT
adalah satu-satunya Zat yang Maha Memberi Perlindungan. []