[17] Ikhlas Itu Sulit

1. Ikhlas itu sulit karena tabiat manusia senang dipuji dan tidak suka dicela.
Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam
Mukhtashar Minhaj al-Qashidin hal. 212 menulis:

(Ketahuilah: Banyak orang yang celaka karena takut dicela dan senang dipuji. Maka, apa
yang ia lakukan disesuaikan dengan selera orang lain. Karena memang yang ia harapkan
adalah pujian dan yang ia takutkan adalah celaan. Hal itu termasuk yang membinasakan
sehingga wajib dihilangkan).


Ibnu Qudamah mengatakan, ada dua faktor yang membuat orang itu suka dipuji:
Pertama, ia
senang dipuji karena memang ia pantas dipuji. Seperti dipuji karena punya ilmu yang luas,
punya sifat
wara’ (menjaga diri dari maksiat). Kedua, ia senang dipuji dengan sesuatu yang
seharusnya tidak layak untuk dibanggakan. Seperti dipuji karena banyak harta (
al-mal) atau
karena kedudukan (
al-jah). Maka, untuk menyikapi pujian yang pertama, takutlah atas semua
pujian itu dengan selalu mengingat kepada akhir kehidupannya. Sedangkan untuk menyikapi
pujian yang kedua, sadarlah bahwa harta dan kedudukan itu laksana tanaman, setelah subur
ia akan menjadi kering. Tapi, kalau dua faktor itu tidak ada, lalu ada orang yang tetap senang
dipuji, maka Ibnu Qudamah menyebutnya: orang yang gila pujian.


Selanjutnya, cara menyikapi celaan. Ibnu Qudamah mengatakan, orang yang mencelamu itu
ada dua tipe.
Tipe pertama, orang itu memang maksudnya benar, ingin memberi nasehat.
Kalau yang begini, ikutilah nasehatnya dan jangan marah. Justru, Anda berterima kasih
karena sudah diberi tahu aib Anda.
Tipe kedua, orang itu tidak bermaksud memberi
nasehat. Kalau begitu, sikapnya itu telah mencederai agamanya. Untuk tipe yang kedua ini,
menarik sekali sikap Ibrahim bin Adham yang memilih mendoakan agar orang itu diampuni
dosanya. Imam Ibrahim bin Adham berkata, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Qudamah:

(Suara yang karenanya aku memperoleh pahala, maka aku tidak akan membuatnya disiksa
karena perbuatanku)


2.
Ikhlas itu sulit karena manusia punya sifat tamak terhadap harta.
Allah SWT berfirman:

Artinya: Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. (QS al-Fajr: 20).


3.
Ikhlas itu sulit, maka Umar bin Khathab pun sampai berdoa seperti ini:

[Allahummaj’al ‘amali kullahu shalihan, waj’alhu li wajhika khalishan, wa
la taj’al li ahadin fihi syai’an
]
(Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku jadi amal saleh [baik], jadikanlah amalku itu ikhlas
karena mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di dalam amalku bagian untuk siapa
pun [selain Engkau]).

 

Download Materi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 Majelis Ahad Sore Rindu Hidayah