[82] Terhindar dari Akhlak Buruk

Ahad, 14 Rabiul Akhir 1446/27 Oktober 2024

TERHINDAR DARI AKHLAK BURUK
Oleh: Ustadz H. Taryudi, Lc., M.Ag.

Allahumma inni a’udzu bika min munkaratil akhlaqi wal a’mali wal ahwa’i
Artinya: Nabi saw berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemungkaran akhlak, amal, dan hawa nafsu.” (HR at-Tirmidzi).

1. Doa ini dicantumkan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya, al-Adzkar. Imam Nawawi memasukkan doa Nabi ini dalam bab doa-doa penting yang dianjurkan dibaca di setiap waktu. Sumber doa ini berasal dari Ziyad bin ‘ilaqah dari pamannya, Qutbah bin Malik r.a. Qutbah adalah sahabat Nabi saw. Ada pun sanad hadisnya Hasan (sahih). Dari aspek konten doa Nabi ini isinya meminta perlindungan Allah dari tiga perkara, yaitu: kemungkaran akhlak, amal (yang buruk), dan hawa nafsu.

2. Makna kemungkaran akhlak.
Mungkar, menurut al-Mubarakfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, yaitu: Apa yang tidak diketahui sebagai kebaikan dari sudut pandang syariah (agama), atau apa yang diketahui sebagai keburukan dari sudut pandang syariah (agama). Sedangkan akhlak, menurut seorang Pakar Akhlak Mesir, Muh. Abdullah Darraz yaitu: sesuatu kekuatan dalam kehendak yang mantab, kekuatan berkombinasi membawa kecenderungan memilih yang baik atau buruk. Sederhananya, kemungkaran akhlak bisa diartikan akhlak yang buruk. Akhlak yang dibicarakan disini, menurut al-Mubarakfuri, adalah apa yang terjadi di dalam alam batin manusia, jadi bukan pada zahirnya. Maka, akhlak buruk yang dimaksud antara lain: sifat iri, dengki, kikir, pengecut, lisan yang jelek, dsb. Nabi mengajarkan doa ini agar umatnya terhindar dari akhlak yang buruk itu. Artinya Beliau ingin supaya umatnya memiliki akhlak yang mulia.

3. Makna amal dalam doa ini.
Jika akhlak maksudnya adalah amal-amal batin, maka amal disini maksudnya adalah amalamal zahir. Demikian pendapat al-Mubarakfuri. Amal tidak semuanya buruk, sebab yang namanya amal itu terbagi dua, baik dan buruk. Khusus dalam doa Nabi ini, amal yang dimaksudkan adalah amal buruk manusia. Misalnya, pembunuhan, zina, minum khamar, pencurian, kebrutalan, perbuatan melampaui batas, zalim, dsb. Seperti sebelumnya, Nabi mengajarkan doa ini supaya umatnya terjauhkan dari segala amal yang buruk. Agar umatnya menjadi manusia yang selalu menebarkan kebaikan zahir.

4. Makna hawa nafsu.
Pada dasarnya, menurut al-Mubarakfuri, istilah al-ahwa’ (hawa nafsu) dalam doa ini jika merujuk kepada makna bahasa memiliki arti apa yang diinginkan atau al-musytahi. Apa yang diinginkan manusia bisa jadi merupakan keinginan baik (terpuji) atau bisa juga keinginan buruk (tercela). Namun, penggunaan kata hawa nafsu pada akhirnya lebih identik kepada sesuatu yang tercela. Sehingga, ath-Thibi, sampai menegaskan bahwa hawa nafsu itu seluruhnya mungkar. Itu karena besarnya kecenderungan hawa nafsu kepada yang serba nikmat (enak-enak), senang tenggelam dalam syahwat buruk sehingga mengalihkan perhatian dari ketaatan kepada Allah, kemudian nafsu itulah yang membawanya kepada kejahatan dan menentang kebenaran. Betapa buruk orang yang hawa nafsunya telah mengendalikan hidupnya. akibatnya pendengaran, hati dan penglihatannya akan tertutup dari hidayah (petunjuk Allah). Ini hikmah besar Nabi mengajarkan doa ini agar umatnya selamat dari hawa nafsunya, artinya selamat dari tertimpa bencana. []

 

Download Materi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2025 Majelis Ahad Sore Rindu Hidayah