[74] Membina Keluarga Sakinah

Ahad, 27 Safar 1446/1 September 2024

 

MEMBINA KELUARGA SAKINAH

Oleh: Ustadz H. Taryudi, Lc., M.Ag.

 

  1. Melalui AMALAN, yaitu suami atau ayah rutin mengamalkan wirid doa berikut ini,

 

(( رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا )).

Rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a‘yuniw waj‘alnā lil-muttaqīna imāmā(n).

Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Furqan: 74).

 

  1. Melalui PEMIKIRAN, yaitu pemahaman apa makna bahagia dalam keluarga Muslim.

Makna bahagia tersebut memuara pada lafaz dalam QS al-Furqan ayat 74, qurrata a’yun. Yang artinya kebaikan (amal saleh) yang membuat mata sejuk (dingin). Penafsiran Sayyid Tantawi di bawah ini insya Allah membantu kita memahami makna ayat di atas:

أَىْ: يَقُوْلُوْنَ فِي دُعَائِهِمْ وَتَضَرُّعِهِمْ يَا رَبَّنَا هَبْ لَنَا بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ أَىْ: مَا يَجْعَلُ عُيُوْنَنَا تَسُرُّ بِهِمْ، وَنُفُوْسَنَا تَنْشَرِحُ بِرُؤْيَتِهِمْ، وَقُلُوْبَنَا تَسْكُنُ وَتَطْمَئِنُّ وُجُوْدَهُمْ، لِأَنَّهُمْ أَتْقِيَاءٌ صَالِحُوْنَ مُهْتَدُوْنَ

[Ayat ini maknanya, mereka mengucapkan dalam doa dan tadharru’-nya (merasa hina di hadapan Allah), “Ya Tuhan kami, dengan keutamaan-Mu dan kemurahan-Mu, limpahilah kami qurrata a’yun dari istri dan keturunan kami, yaitu apa yang membuat mata kami bahagia dengan mereka, apa yang membuat jiwa kami lapang ketika melihat mereka, dan apa yang membuat hati kami tenang dan tenteram dengan kehadiran mereka. Itu karena mereka adalah orang-orang yang bertakwa, saleh, dan diberi hidayah (petunjuk)]. (Sayyid Tantawi, Tafsir al-Wasith).

 

  1. Melalui PERBUATAN, yaitu spirit untuk menjadi teladan kebaikan bagi sesama.

Terkait hal tersebut, ada baiknya kita renungi penafsiran Abdurrahman al-Sa’di:

وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا أَيْ: أَوْصَلْنَا يَا رَبَّنَا إِلَى هَذِهِ الدَّرَجَةِ الْعَالِيَّةِ، دَرَجَةِ الصِّدِّيْقِيْنَ وَالْكَمَلِ مِنْ عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ وَهِيَ دَرَجَةُ الْإِمَامَةِ فِي الدِّيْنِ وَأَنْ يَكُوْنُوْا قُدْوَةً لِلْمُتَّقِيْنَ فِي أَقْوَالِهِمْ وَأَفْعَالِهِمْ يُقْتَدَى بِأَفْعَالِهِمْ وَيُطْمَئَنُّ لِأَقْوَالِهِمْ وَيَسِيْرُ أَهْلُ الْخَيْرِ خَلْفَهُمْ فَيَهْدُوْنَ وَيُهْتَدُوْنَ.

[dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertakwa, maknanya: Bawalah kami ya Tuhan kami ke tingkat yang tinggi ini, yaitu tingkatnya orang-orang yang siddiq (jujur) dan kamal (sempurna) di antara hamba-hamba Allah yang saleh. Yaitu, tingkat kepemimpinan dalam agama (imamah fid din). Agar mereka menjadi teladan bagi orang-orang yang bertakwa dalam perkataan dan perbuatannya. Perbuatannya diteladani, perkataannya menenteramkan. Orang-orang baik mengikuti mereka, maka mereka memperoleh hidayah, dan karenanya orang lain pun memperoleh hidayah. (Abdurrahman al-Sa’di, Tafsir Taisir Kalim al-Rahman). []

Download Materi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 Majelis Ahad Sore Rindu Hidayah