[69] Pedoman Hidup Bahagia

PEDOMAN HIDUP BAHAGIA
Oleh: Ustadz H. Taryudi, Lc., M.Ag.

 

  1. Memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sikap tamak (tidak pernah merasa puas dalam hidup) setelah diberi aneka rupa nikmat duniawi. Orang yang hatinya telah mampu puas dalam rangkaian syukur demi syukur atas nikmat keduniaan, insya Allah akan hidup bahagia.

QS al-Muddaṡṡir ayat 12 – 15 dapat menjadi pedoman meraih hidup bahagia, Allah SWT berfirman:

وَّجَعَلْتُ لَهُ مَالًا مَّمْدُوْدًاۙ (12) وَّبَنِيْنَ شُهُوْدًاۙ (13) وَّمَهَّدْتُّ لَهُ تَمْهِيْدًاۙ (14) ثُمَّ يَطْمَعُ اَنْ اَزِيْدَۙ (15)

Artinya: Aku beri dia kekayaan yang berlimpah. Anak-anak yang selalu bersamanya. Dan Aku beri dia kelapangan (hidup) seluas-luasnya. Kemudian, dia ingin sekali agar Aku menambahnya.

Menurut Ibnu Abbas r.a., rangkaian ayat di atas menceritakan al-Walid bin al-Mugirah, tokoh Quraisy yang menentang ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Para mufasir menjelaskan bahwa al-Walid bin al-Mugirah ini diberi nikmat duniawi. Antara lain, pertama: Harta yang berlimpah (hartanya terus bertambah). Kedua: Anak banyak yang tinggal bersamanya. Ketiga: Keinginan duniawinya mudah terkabul. Meski pun demikian, al-Walid bin al-Mugirah ini tidak pernah merasa cukup. Ingin sekali terus ditambah.

 

  1. Memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sikap ‘anid (menentang) ayat-ayat Allah (Al-Quran). Penentangan itu akan mengubah apa yang semula nikmat menjadi laknat. Sebaliknya orang yang menaati petunjuk Al-Quran. Hidup di bawah naungan wahyu. Insya Allah dia akan hidup bahagia.

QS al-Muddaṡṡir ayat 16 – 17 menjadi pedoman berikutnya untuk meraih hidup bahagia, Allah SWT berfirman:

كَلَّاۗ اِنَّهُ كَانَ لِاٰيٰتِنَا عَنِيْدًاۗ (16) سَاُرْهِقُهُ صَعُوْدًاۗ (17)

Artinya: Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an). Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan.

Para mufasir mengatakan bahwa ayat-ayat ini masih menceritakan al-Walid bin al-Mugirah.  Oleh karena dia bersikap ‘anid yaitu menentang kebenaran padahal dia tahu apa yang dilakukan itu keliru. Allah SWT pun melenyapkan semua nikmat-nikmat yang diperoleh. Tidak cukup sampai disitu, di akhirat kelak, siksa pedih telah menanti. []

 

Download Materi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 Majelis Ahad Sore Rindu Hidayah