Ahad, 17 Zulkaidah 1445/ 26 Mei 2024
MEMUJI ALLAH ITU INDIKASI RIDHA
Oleh: H. Taryudi, Lc., M.Ag.
- Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi (w. 676 H) menerangkan dalam kitab al-Adzkar pembahasan tentang doa Nabi saw ketika beliau melihat apa yang menyenangkan dan apa yang tidak menyenangkan. Doa Nabi isinya pujian kepada Allah SWT. Keterangan Imam Nawawi lengkapnya adalah sebagai berikut:
ุฑูููุง ูู ูุชุงุจ ุงุจู ู ุงุฌู ูุงุจู ุงูุณูู ุจุฅุณูุงุฏ ุฌูุฏ ุนู ุนุงุฆุดุฉ ุฑุถู ุงููู ุนููุง ูุงูุช: ูุงู ุฑุณูู ุงููู (ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ) ุฅุฐุง ุฑุฃู ู ุง ููุญูุจู ูุงู: ” ุงูููุญูู ูุฏู ููููููู ุงูููุฐู ุจูููุนูู ูุชููู ุชูุชูู ูู ุงูุตููุงููุญูุงุชู “ุ ูุฅุฐุง ู ุง ููุฑู ูุงู: ” ุงูููุญูู ูุฏู ููููููู ุนูููู ููููู ุญูุงูู “.
Artinya: Kami meriwayatkan dalam kitab Ibnu Majah dan Ibnu al-Sunni dengan sanad yang baik, dari โAisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam jika Beliau melihat sesuatu yang disukai, Beliau akan berkata: Alhamdulillahilladzi biniโmatihi tatimush-shalihat (Segala puji bagi Allah, yang dengan rahmat-Nya sempurnalah amal saleh). Dan, jika Beliau melihat sesuatu yang tidak disukai, Beliau akan berkata: Alhamdulillah โala kulli hal (Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan).โ
- Hamdalah (memuji Allah) merupakan wujud keridaan hamba pada ketentuan Allah.
Ada penjelasan menarik dari Khalid Utsman al-Sabt, mengutip keterangan Ibn Taimiyyah tentang hubungan antara hamdalah dan sikap ridha (rela), yaitu: โโฆ Sikap ridha, meski itu amal hati, sempurnanya dengan mengucapkan hamdalah. Sehingga ucapan hamdalah adalah bentuk dari sikap ridha. Sebagaimana terfahami dalam hadis berikut ini: Nabi saw bersabda,
ุฃูู ู ูู ููุฏุนู ุฅูู ุงูุฌูููุฉ ุงูุญู ููุงุฏูู ุงูุฐูู ูุญู ุฏูู ุงููู ูู ุงูุณููุฑุงุก ูุงูุถููุฑุงุก
Artinya: โOrang yang pertama kali dipanggil masuk ke surga adalah al-Hammadun, yaitu orang-orang yang memuji Allah saat senang dan saat susah.โ (HR Tabrani).
- Dalam hadis lain, al-Hammad (orang yang selalu memuji Allah) diberi ganjaran istimewa.
ู ู ุญุฏูุซ ุฃุจู ู ูุณู ุงูุฃุดุนุฑู ุนู ุงููุจู ๏ทบ ูุงู: ุฅุฐุง ููุจูุถู ููุฏู ุงูุนุจุฏ ูููู ุงูููู ูู ูุงุฆูุชู: ุฃูุจุถุชูู ููุฏ ุนุจุฏูุ ููููููู: ูุนู ุ ููููู: ุฃูุจุถุชูู ุซู ุฑุฉู ูุคุงุฏูุ ููููููู: ูุนู ุ ููููู: ู ุงุฐุง ูุงู ุนุจุฏูุ ููููููู: ุญู ุฏู ูุงุณุชุฑุฌุน ูุนูู: ูุงู:”ุฅูููุง ููู ูุฅูุง ุฅููู ุฑุงุฌุนูู”ุ ููููู: ุงุจููุง ูุนุจุฏู ุจูุชูุง ูู ุงูุฌููุฉุ ูุณู ููู: ุจูุช ุงูุญู ุฏ
Artinya: Dari sahabat Abu Musa Al-Asyโari ra, Rasulullah saw bersabda, โBila anak seorang meninggal dunia, Allah bertanya kepada para malaikat, โApakah kalian mengambil anak hamba-Ku?โ Mereka menjawab, โBetul.โ โApakah kalian merenggut buah hatinya?โ tanya Allah. โBenar,โ jawab mereka. โLalu apa tanggapan hamba-Ku?โ โIa memuji-Mu dan mengembalikan urusan ini kepada-Mu,โ jawab mereka. Ia berkata, โInna lillahi wa inna ilaihi rajiโun.โ Kemudian Allah memerintahkan, โDirikanlah sebuah istana di surga untuk hamba-Ku. Namailah rumah itu โBaitul Hamdi,โโ,โโ (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban). []