Ahad, 17 Rajab 1445/ 28 Januari 2024
MENYELAMI SAMUDRA ZIKIR
Oleh: H. Taryudi, Lc., M.Ag.
- Momen terbaik dalam hidup manusia adalah ketika ia sedang berzikir.
” … فَقَدْ قَالَ اللَّهُ الْعَظِيْمُ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ: (فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ) [البقرة: ١٥٢] وَقَالَ تَعَالَى: (وَمَا خَلَقْتُ الجِنَّ وَالإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ) [الذاريات: ٥٦] فَعُلِمَ بِهَذَا إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ – أَوْ أَفْضَلِ – حَالِ الْعَبْدِ، ذِكْرُهُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَاشْتِغَاُلُهُ بِالْأَذْكَارِ الْوَارِدَةِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ .”
“Allah al-‘Azhīm [Mahaagung], al-‘Azīz [Mahaperkasa, al-Hakīm [Mahabijaksana] berfirman: (Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu) [al-Baqarah: 153], Allah Ta’ala berfirman: (Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku) [al-Dzariyyat:; 56]. Maka, dengan ini diketahui bahwa momen terbaik dalam hidup hamba Allah, adalah ketika ia sedang berzikir (mengingat) Tuhan seluruh alam. Dan, ia menyibukkan diri dengan zikir-zikir yang bersumber dari Rasulullah saw.”
- Ikhlas dan niat baik adalah dua hal yang memengaruhi kualitas amal. Dan, tentunya punya hubungan yang penting (signifikan) dengan aktivitas zikir. Zikir itu perlu landasan ikhlas, sebagaimana juga zikir perlu landasan niat yang baik.
“فِي الْأَمْرِ بِالْإِخْلَاصِ وَحُسْنِ النِّيَّاتِ فِي جَمِيعِ الْأَعْمَالِ الظَّاهِرَاتِ وَالْخَفِيَّاتِ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: (وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ) [البيِّنة: ٥] وَقَالَ تَعَالَى: (لَنْ يَنَالَ اللَّهُ لُحُومُهَا وَلاَ دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ) [الحج: ٣٧] قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: مَعْنَاهُ وَلَكِنْ يَنَالُهُ النِّيَّاتِ.”
“Tentang perintah untuk ikhlas dan niat baik di seluruh amal yang tampak atau tersembunyi. Allah SWT berfirman: (Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena [menjalankan] agama) [al-Bayyinah: 5]. Allah SWT juga berfirman: (Daging [hewan kurban] dan darahnya itu sekal-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu) [al-Hajj: 37]. Ibn Abbas menafsirkan ayat ini: Maknanya melainkan yang akan sampai kepada-Nya adalah niat-niatmu.
- Dianjurkan mengondisikan tempat ketika sedang berzikir untuk menciptakan suasana yang kondusif dan memudahkan mencapai tujuan zikir.
” اعلم أنه كما يُستحبُّ الذكر يُستحبُّ الجلوس في حِلَق أهله وقد تظاهرت الأدلة على ذلك … قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” إذا مَرَرْتُمْ بِرِياضِ الجَنَّةِ فارْتَعُوا. قالُوا: وَمَا رِياضُ الجَنَّةِ يا رَسُولَ الله؟ قالَ: حِلَقُ الذّكْرِ، فإنَّ لله تعالى سَيَّارَاتٍ مِنَ المَلائِكَةِ يَطْلُبُونَ حِلَقَ الذّكْرِ، فإذَا أَتَوْا عَليْهِمْ حَفُّوا بِهِمْ “.
“Ketahuilah, sebagaimana dianjurkan zikir, dianjurkan pula duduk dalam lingkaran-lingkangan ahli zikir. Banyak dalil yang menjadi dasarnya. Diantara dalil itu adalah, sabda Nabi saw, “Jika kamu melewati Riyadhul Jannah (taman surga), singgahlah di taman itu dengan hati yang gembira (senang).” Sahabat-sahabat Nabi bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah Riyadhul Jannah (taman surga) itu?” Nabi saw bersabda, “Halaqah-halaqah (perkumpulan) zikir. Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berjalan mencari halaqah-halaqah zikir. Jika malaikat-malaikat itu datang ke halaqah zikir, mereka akan mengepakkan sayapnya (mendoakan kebaikan untuk orang-orang yang ada dalam halaqah itu).” []
Referensi: Kitab al-Azkar karya Imam Nawawi.