[28] Nikmat Kemerdekaan

 1. Mengimani dengan sepenuh hati bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan bagian dari
rahmat yang Allah turunkan untuk bangsa besar ini.
Para pendiri Bangsa telah menyatakan dengan tegas bahwa kemerdekaan Indonesia adalah
karena rahmat dari Allah SWT. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ketiga. “Atas berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Para
pendiri bangsa ingin mengingatkan kita semua, kalaulah tidak karena rahmat Allah, mustahil
bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya.


2. Doa Nabi ketika memperoleh nikmat dari Allah.

[Allahumma zidnā wa lā tanquṣnā, wa akrimnā wa lā tuhinnā, wa a’tinā wa lā
tahrimnā, wa āṡirnā wa lā tu’ṡir ‘alainā, wa arḍinā warḍa ‘annā]
Artinya: “Ya Allah, tambahilah kami dan jangan kurangi kami, muliakan kami dan jangan hinakan
kami, berilah kami dan jangan cegah kami, kedepankan kami dan jangan kesampingkan kami,
ridhailah kami dan ridhailah perbuatan-perbuatan kami.” (HR at-Tirmidzi).


3. Penjelasan ulama tentang makna doa Nabi tersebut.

(Allahumma zidnā) yaitu, kebaikan dan peningkatan atau perbanyaklah kami. (wa lā
tanquṣnā
) yaitu, kebaikan, martabat dan jumlah kami). (wa akrimnā) dengan memenuhi
keinginan kami di dunia ini dan meninggikan rumah kami di akhirat. (
wa lā tuhinnā) dengan
kehinaan Artinya, jangan hina kami. (
wa lā tahrimnā) yaitu jangan halangi kami, atau jangan
cegah kami. (
wa āṡirnā) yaitu, pilihlah kami dengan rahmat-Mu, kehormatan-Mu, dan bantuanMu. (wa lā tu’ṡir ‘alainā), yaitu, jangan kesampingkan kami dengan memberikan
kemahalembutan-Mu dan perlindungan-Mu kepada selain kami. Atau, arti yang lain: jangan
jadikan musuh-musuh kami mengalahkan kami. (
wa arḍinā) berasal dari kata irḍā’, yaitu ridailah
kami atas apa yang telah Engkau tetapkan untuk kami atau atas kami, dengan memberikan
kesabaran, taufik kepada kesyukuran, daya tahan ketaatan, dan qanaah atas apa yang Engkau
bagikan kepada kami. (
warḍa ‘annā), yaitu ridailah kami dengan ketaatan kami yang kecil dan
hina yang ada pada usaha kami dan jangan engkau hukum kami atas perbuatan salah yang telah
kami lakukan. (Abu al-‘Al
ā al-Mubarakfuri [w. 1353 H] dalam kitab Tuhfah al-Ahwazi).

 

Download Materi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 Majelis Ahad Sore Rindu Hidayah