[27] Guru Sabar

1. Berteladan kepada Imam Syāfi’ī (w. 204 H).
Tajuddīn as-Subkī (w. 771 H), ulama besar dalam mazhab Syāfi’ī dalam kitabnya berjudul
Thabaqāt asy-Syāfi’iyyah al-Kubrā. Beliau mengutip keterangan dari Imam al-Qaffal dalam
fatwanya bagaimana Imam as- Sy
āfi’ī mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya.

“Adalah Rabi’ bin Sulaiman al-Muradi lamban memahami pelajaran. Sehingga imam asy-Syafi’i,
sang guru, sampai harus mengulangi satu masalah sebanyak 40 kali. Itu pun belum kunjung
membuat sang murid paham. Ia kemudian undur diri dari majelis sang guru karena tidak kuat
menanggung malu. Imam asy-Syafi’i lalu memanggilnya untuk disediakan waktu khusus. Beliau
ulangi pelajaran yang belum bisa dipahami oleh sang murid sampai ia benar-benar paham.”
Dari cerita yang disampaikan imam al-Qaffal di atas, kita jadi tahu level kesabaran yang
dimiliki imam Sy
āfi’ī. Sebagai guru, imam Syāfi’ī memahami ketidakmerataan kecerdasan
murid-muridnya. Guru yang bijaksana akan selalu mengedepankan tercapainya pemerataan
pemahaman. Sehingga tidak bijak bila guru hanya memberi perhatian kepada murid yang
cerdas, lalu mengabaikan murid yang lamban dalam memahami suatu mata pelajaran.


2. Apa yang membuat Imam Syafi’i mampu menjadi guru yang penyabar?
Rabi’ bin Sulaiman al-Murādī menyampaikan kesaksiannya. Sebagaimana keterangan
Tajuddin as-Subki dalam kitabnya.

“Suatu hari Imam asy-Syafi’i berkata kepada sang murid (ar-Rabi’ bin Sulaiman) : “Aku sangat
mencintaimu.” Pada kesempatan yang lain, Imam asy-Syafi’i berkata : “Tidak ada seorang pun
yang memberi layanan kepadaku sebaik layanannya Rabi’ bin Sulaiman.” Imam asy-Syafi’i juga
berkata: “Wahai Rabi’, kalaulah aku ini mampu menyuapimu ilmu, pastilah itu akan aku
lakukan.”
Dari kesaksian sang murid, tahulah kita bahwa Imam Sy
āfi’ī sangat mencintai muridnya.
Cinta dan kasih sayang itu yang mendorong lahirnya sikap kesabaran dalam proses belajar
mengajar dalam majelis ilmu Imam Sy
āfi’ī. []

 

Download Materi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 Majelis Ahad Sore Rindu Hidayah